Selasa, 31 Mei 2016

Sosiologi Antropologi Pendidikan "Pengaruh Modernisasi terhadap Budaya Silaturahmi"



BAB 1
PENDAHULUAN
1.1          Latar Belakang

Negara Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri dari banyak pulau, suku, agama, ras, dan adat istiadat yang lainnya. Untuk menyatukan semua itu tentu dibutuhkan sebuah toleransi dan suatu kegiatan yang bernama silaturahmi. Budaya silaturahmi ini sudah lama tertanam pada diri bangsa Indonesia. Dapat kita lihat dari hal kecil, misalnya saat ada seseorang yang sakit, maka kita sebagai teman ataupun tetangga akan datang menjenguknya. Jadi, dapat dipastikan bahwa budaya silaturahmi adalah salah satu budaya yang ada di Indonesia yang banyak manfaatnya.
Tetapi dewasa ini budaya silaturahmi mulai jarang dilakukan. Apa yang menjadi penyebabnya? Saat ini semua orang lebih memilih santai dengan gadget di tangannya daripada harus berpanas-panasan untuk bersilaturahmi ke rumah teman ataupun tetangga. Pengaruh modernisasi saat ini juga mulai mengikis budaya silaturahmi yang telah lama tertanam pada diri bangsa Indonesia. Apa yang akan terjadi dengan bangsa Indonesia jika salah satu budaya yang telah lama tertanam pada diri bangsa Indonesia ini terkikis sedikit demi sedikit?
Oleh karena itu, dalam makalah ini penyusun akan membahas masalah pengaruh modernisasi terhadap budaya silaturahmi, apakah berpengaruh positif ataupun negatif. Dan juga dalam makalah ini, penyusun akan memberikan pemecahan masalah mengenai budaya sikaturahmi yang sudah mulai terkikis ini.

1.2           Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan oleh penyusun di atas, maka penyusun akan mengambil rumusan masalah, sebagai berikut :
1.      Apa makna dari budaya silaturahmi?
2.      Bagaimana pengaruh modernisasi terhadap budaya silaturahmi?


1.3           Tujuan Penulisan
Tujuan penyusun dalam menyusun makalah ini yang berjudul “Pengaruh Modernisasi Terhadap Budaya Silaturahmi”, adalah sebagai berikut :
1.         Mengetahui makna dari budaya silaturahmi.
2.         Mengetahui  pengaruh modernisasi terhadap budaya silaturahmi.

1.4           Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah dengan cara mengumpulkan data, dan data yang digunakan penulis adalah studi kepustakaan dan mencari sumber di internet.

1.5           Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
Bab 1
Pendahuluan
1.         Latar Belakang
2.         Perumusan Masalah
3.         Tujuan Penulisan
4.         Metode Penulisan
5.         Sistematika Penulisan

Bab 2
Pembahasan
1.        Pengertian Budaya Silaturahmi
2.        Pengertian Modernisasi
3.        Pengaruh Negatif Modernisasi Terhadap Budaya Silaturahmi
4.        Solusi Menumbuhkan Kembali Budaya Silaturahmi

Bab 3
Penutup
1.         Kesimpulan
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1    Makna Silaturahmi
     
            Makna silaturahmi sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sendiri berarti tali persaudaraan ataupun tali persahabatan.
Adapun secara harfiah pengertian silaturahmi itu sendiri adalah menyambung tali persaudaraan atau tali persahabatan dengan maksud baik dan mengharapkan kebaikan.
Silaturahmi pun dapat diartikan secara istilah, yaitu menyambungkan kebaikan dan menolak sesuatu yang merugikan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa silaturahmi adalah mempererat tali persahabatan kepada orang lain dengan tujuan kebaikan.
                        Manfaat dari silaturahmi pun sangat banyak, adapun manfaatnya adalah sebagai berikut :
1.      Mendapatkan ridho dari Allah swt.
2.      Membuat orang yang kita kunjungi berbahagia.
3.      Memanjangkan usia kedua pihak yang salaing bersilaturahmi.
4.      Menambah banyak dan berkah rezeki seseorang.
5.      Memupuk rasa cinta kasih terhadap sesama, meningkatkan rasa kebersamaan dan rasa kekeluargaan.
6.      Mempererat dan memperkuat tali persaudaraan dan persahabatan.
Kita ketahui bersama bahwa negara Indonesia adalah negara yang besar yang mempunyai 17.508 pulau, 1.128 suku bangsa, dan lebih dari 700 bahasa daerah[1]. Dari kenyataan keberagaman yang ada di Indonesia itu, budaya silaturahmi seperti dapat menyatukan keberegaman yang ada itu. Seperti yang dijelaskan di atas, bahwa makna silaturahmi sendiri adalah menyambung tali persaudaraan ataupun tali persahabatan dengan orang lain. Untuk itu lah mengapa budaya silaturahmi dianggap penting bagi bangsa Indonesia.
Budaya silaturahmi yang ada di Indonesia pun sudah seperti budaya yang turun temurun dari bangsa Indonesia. Di masyarakat sendiri budaya silaturahmi sudah sering diterapkan dalam kehidupan sehari-sehari. Contohnya saat ada seseorang yang sakit, maka para kenalan atau tetangganya menjenguk kerabatnya yang sakit tersebut, itu lah mengapa silaturahmi dapat membuat seseorang berusia panjang, maksudnya adalah jika ada orang yang sakit maka kenalan atau temannya ikut mendoakan kesembuhannya.
Silaturahmi jika dikaitkan dalam konteks kebangsaan pun sangat erat kaitannya. Ini terbukti dari salah satu manfaat silaturahmi yaitu memupuk rasa cinta kasih terhadap sesama, meningkatkan rasa kebersamaan dan rasa kekeluargaan, sebagaimana Indonesia adalah bangsa yang sangat besar yang mempunyai sejuta keanekaragaman, jadi silaturahmi pun dapat menjadi salah satu jalan untuk menyatukan bangsa Indonesia.
Jika dikaitkan dengan sosiologi, ilmu yang mempelajari tentang interaksi sosial atau hubungan sosial dalam masyarakat, silaturahmi merupakan salah satu hal yang berhubungan dengan sosiologi tersebut, karena dengan silaturahmi, hubungan sosial yang ada di masyarakat pun akan semakin baik dan erat.
Jadi dapat simpulkan bahwa silaturahmi sangat baik dan bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga kita sebagai generasi penerus harus tetap melestarikan budaya silaturahmi yang telah mengakar pada kehidupan bangsa Indonesia.

2.2   Pengaruh Modernisasi Terhadap Budaya Silaturahmi
Sebelum membahas mengenai pengaruh modernisasi terhadap budaya silaturahmi, kita harus mengerti dahulu apa arti dari modernisasi tersebut. 
Secara ilmu sosial, modernisasi berarti sebuah bentuk transformasi dari keadaan yang kurang maju atau berkembang ke arah yang lebih baik dengan harapan akan tercapai kehidupan bermasyarkat yang lebih maju, berkembang, dan makmur.
            Modernisasi juga dapat diartikan suatu hasil dari kemajuan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) yang terus berkembang sampai saat ini.
                        Indonesia pun saat ini sudah mulai terlihat mengikuti arus modernisasi. Hal ini dapat kita lihat bahwa Indonesia berusaha membangun segala fasilitas yang bertujuan demi kemajuan negara Indonesia. Ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia pun mulai berkembang, seperti contohnya banyak pabrik yang telah banyak menggunakan mesin dalam proses produksinya, menjamurnya penggunaan barang-barang elektronik, dan sebagainya.
                        Masyarakat Indonesia pun juga tidak luput dari arus modernisasi yang saat ini masih memayungi masyarakat Indonesia. Hal ini dapat kita ketahui bahwa kecendrungan masyarakat Indonesia terhadap salah satu alat elektronik yang saat ini sedang mengalami masa keemasannya, “gadget”. Gadget seperti membuat sebagian masyarakat Indonesia kecanduan terhadap barang elektronik satu itu, ada juga seseorang yang satu hari saja tidak dapat lepas dari gadget tersebut. Kita ketahui bersama bahwa gadget juga dapat membantu mempermudah sesuatu dalam mengerjakan sesuatu tugas atau pekerjaan. Tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa gadget pula dapat menimbulkan dampak negatif bagi penggunanya, dan salah satu dampak negatifnya adalah gagap sosialisasi.
            Gagap sosialisasi disini adalah julukan yang saya berikan terhadap seseorang yang kurang bersosialisasi dengan dunia luar. Hal ini juga dapat disebabkan oleh terlalu seringnya ia bermain gadget, seluruh waktunya ia habiskan untuk berkutat dengan gadget tersebut.
                           Pengaruh modernisasi pun juga dapat berdampak bagi budaya silaturahmi di Indonesia. Seperti dampak modernisasi terhadap masyarakat luas, dampak terhadap budaya silaturahmi pun ada yang berdampak positif dan juga ada yang berdampak negatif.
                           Dampak positif terhadap budaya silaturahmi ini sendiri yaitu, dengan gadget tersebut kita dapat bersilaturahmi dengan seseorang jauh tempat tinggalnya dari tempat tinggal kita. Sebagai contoh seorang anak yang sudah berkeluarga tinggal di daerah Jawa, dan ibunya tinggal di daerah Sumatra, jika ingin bersilaturahmi secara langsung maka akan butuh waktu dan biaya yang tidak sedikit untuk anak tersebut datang ke rumah ibunya, tetapi dengan adanya handphone anak tersebut dapat bertanya kabar ibunya setiap saat.
                           Selain adanya dampak positif, pengaruh modernisasi pun juga dapat berdampak negatif. Adapun salah satu dampak negatif akan arus modernisasi berhubungan dengan budaya silaturahmi yang ada di Indonesia.
Kita ketahui bersama bahwa saat ini para remaja Indonesia sebagian besar kecanduan oleh gadget. Tak dapat dipungkiri bahwa gadget mempunyai sejuta pesona dalam memikat remaja Indonesia, seperti games. Para remaja tahan berlama-lama bermain dengan gadgetnya daripada bersosialisasi dengan teman sekitarnya.
                           Tentu hal tersebut dapat menyebabkan para remaja cuek dan acuh tak acuh terhadap lingkungan sekitarnya. Remaja yang seharusnya generasi penerus ternyata seolah tidak peduli lagi dengan apa yang terjadi di sekitarnya. Mereka juga lebih bersifat individualistik, yang artinya mereka yakin tidak membutuhkan bantuan orang lain karena mereka telah dimudahkan oleh alat teknologi tersebut. Dan sikap individualistik ini sangat tidak baik apabila terus ada di Indonesia, karena untuk membangun sebuah bangsa yang besar, butuh silaturahmi dan persatuan yang kuat diantaranya.
                           Remaja saat ini entah kenapa seperti malas keluar rumah, mereka lebih memilih santai di rumah sambil memainkan gadgetnya. Mereka berpikir bahwa kegiatan silaturahmi ke rumah tetangga atau teman sekitar hanya membuang-buang waktu mereka. Tetapi pemikiran tersebut salah adanya, karena kita ketahui bersama bahwa dengan silaturahmi kita dapat memperoleh manfaat daripada hanya berdiam diri di dalam rumah memainkan gadget. Tetapi fakta saat ini, remaja semakin bersifat individualistik dan meninggalkan salah satu budaya yang telah tertanam di diri bangsa Indonesia, yaitu budaya silaturahmi.
                           Dikhawatirkan jika remaja masih saja dengan egonya masing-masing tidak mau bersilaturahmi dan lebih memilih di dalam rumah untuk bermain gadget, takutnya bangsa yang besar ini akan mudah hancur, karena tidak adanya persatuan dan kesatuan di antara sesamanya. Juga, manusia adalah mahluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dan memerlukan bantuan orang lain. Jadi, jika seseorang tidak bersosialisasi atau bersilaturahmi dengan orang sekitarnya, apa yang akan terjadi?
                           Menggunakan gadget untuk mempermudah aktivitas tidak sepenuhnya salah, yang salah adalah kecanduan terhadap gadget tersebut. Kita sebagai para remaja boleh saja bermain dengan gadget, kerana setiap orang pun memerlukan refreshing akan rutinitas yang selalu ia jalani. Gadget pun dapat menjadi salah satu alat untuk bersilaturahmi dengan seseorang yang rumahnya jauh dengan kita. Tetapi gadget pula dapat membuat kita menjadi tertutup dan enggan bersilaturahmi dengan orang lain, hal ini dapat saya sebut gagap sosialisasi.
                           Kita sebagai remaja pun juga harus sadar, bahwa kita adalah mahluk sosial, yang mana pasti membutuhkan orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai remaja kita seharusnya dapat bijaksana dalam penggunaan gadget tersebut. Kita boleh saja memiliki dan memainkan gadget tersebut, tapi kita juga tidak boleh meninggalkan budaya yang telah lama ada di diri bangsa Indonesia, yaitu budaya silaturahmi. Jika bukan kita yang melestarikan budaya silaturahmi itu, siapa lagi? Kita sebaga remaja yang notabenenya sebagai generasi penerus, tentunya harus peduli dan tetap melestarikan budaya silaturahmi tersebut. Karena bagaimanapun juga, telah diterangkan di atas, bahwa silaturahmi tersebut banyak manfaatnya. Jadi, sebagai remaja yang baik kita harus dapat menempatkan diri kita di dalam berbagai situasi, kita harus terus menjalin kekeluargaan dengan ber silaturahmi kepada teman dan tetangga sekitar, dan kita pun juga harus memanfaatkan alat teknologi tersebut dengan sebaik-baiknya.

BAB 3
PENUTUP
3.1    Kesimpulan
                        Kesimpulan yang dapat penyusun ambil dari pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut :  
1.      Bahwa silaturahmi adalah mempererat tali persahabatan kepada orang lain dengan tujuan kebaikan. Silaturahmi memiliki banyak manfaat, anatara lain : mendapatkan ridho dari allah swt, membuat orang yang kita kunjungi berbahagia, memanjangkan usia kedua pihak yang salaing bersilaturahmi, menambah banyak dan berkah rezeki seseorang, memupuk rasa cinta kasih terhadap sesama, meningkatkan rasa kebersamaan dan rasa kekeluargaan, dan mempererat dan memperkuat tali persaudaraan dan persahabatan.
2.      Modernisasi berarti sebuah bentuk transformasi dari keadaan yang kurang maju atau berkembang ke arah yang lebih baik dengan harapan akan tercapai kehidupan bermasyarkat yang lebih maju, berkembang, dan makmur.
Indonesia saat ini sedang berada dalam proses arus modernisasi, dan masyarakatnya pun juga terkena arus modernisasi tersebut.
Pengaruh modernisasi pun juga dapat berdampak bagi budaya silaturahmi di Indonesia. Seperti dampak modernisasi terhadap masyarakat luas, dampak terhadap budaya silaturahmi pun ada yang berdampak positif dan juga ada yang berdampak negatif.



[1] Tim Sosialisasi MPR, Empat Pilar Kehisupan Berbangsa dan Bernegara, (Jakarta : Sekretariat Jenderal MPR RI. 2012), hlm. 185-186

Tidak ada komentar:

Posting Komentar