BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Negara
Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri dari banyak pulau, suku,
agama, ras, dan adat istiadat yang lainnya. Untuk menyatukan semua itu tentu
dibutuhkan sebuah toleransi dan suatu kegiatan yang bernama silaturahmi. Budaya
silaturahmi ini sudah lama tertanam pada diri bangsa Indonesia. Dapat kita
lihat dari hal kecil, misalnya saat ada seseorang yang sakit, maka kita sebagai
teman ataupun tetangga akan datang menjenguknya. Jadi, dapat dipastikan bahwa
budaya silaturahmi adalah salah satu budaya yang ada di Indonesia yang banyak
manfaatnya.
Tetapi
dewasa ini budaya silaturahmi mulai jarang dilakukan. Apa yang menjadi
penyebabnya? Saat ini semua orang lebih memilih santai dengan gadget di
tangannya daripada harus berpanas-panasan untuk bersilaturahmi ke rumah teman
ataupun tetangga. Pengaruh modernisasi saat ini juga mulai mengikis budaya
silaturahmi yang telah lama tertanam pada diri bangsa Indonesia. Apa yang akan
terjadi dengan bangsa Indonesia jika salah satu budaya yang telah lama tertanam
pada diri bangsa Indonesia ini terkikis sedikit demi sedikit?
Oleh
karena itu, dalam makalah ini penyusun akan membahas masalah pengaruh
modernisasi terhadap budaya silaturahmi, apakah berpengaruh positif ataupun
negatif. Dan juga dalam makalah ini, penyusun akan memberikan pemecahan masalah
mengenai budaya sikaturahmi yang sudah mulai terkikis ini.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah disampaikan oleh penyusun di atas, maka penyusun akan
mengambil rumusan masalah, sebagai berikut :
1. Apa
makna dari budaya silaturahmi?
2. Bagaimana
pengaruh modernisasi terhadap budaya silaturahmi?
1.3
Tujuan Penulisan
Tujuan
penyusun dalam menyusun makalah ini yang berjudul “Pengaruh Modernisasi
Terhadap Budaya Silaturahmi”, adalah sebagai berikut :
1.
Mengetahui makna dari budaya
silaturahmi.
2.
Mengetahui pengaruh modernisasi terhadap budaya
silaturahmi.
1.4
Metode Penulisan
Metode
yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah dengan cara mengumpulkan data,
dan data yang digunakan penulis adalah studi kepustakaan dan mencari sumber di
internet.
1.5
Sistematika Penulisan
Sistematika
dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
Bab
1
Pendahuluan
1.
Latar Belakang
2.
Perumusan Masalah
3.
Tujuan Penulisan
4.
Metode Penulisan
5.
Sistematika Penulisan
Bab
2
Pembahasan
1.
Pengertian Budaya Silaturahmi
2.
Pengertian Modernisasi
3.
Pengaruh Negatif Modernisasi Terhadap
Budaya Silaturahmi
4.
Solusi Menumbuhkan Kembali Budaya
Silaturahmi
Bab 3
Penutup
1.
Kesimpulan
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Makna Silaturahmi
Makna
silaturahmi sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sendiri berarti tali
persaudaraan ataupun tali persahabatan.
Adapun secara harfiah
pengertian silaturahmi itu sendiri adalah menyambung tali persaudaraan atau
tali persahabatan dengan maksud baik dan mengharapkan kebaikan.
Silaturahmi pun dapat
diartikan secara istilah, yaitu menyambungkan kebaikan dan menolak sesuatu yang
merugikan.
Jadi dapat disimpulkan
bahwa silaturahmi adalah mempererat tali persahabatan kepada orang lain dengan
tujuan kebaikan.
Manfaat dari silaturahmi pun sangat banyak,
adapun manfaatnya adalah sebagai berikut :
1. Mendapatkan
ridho dari Allah swt.
2. Membuat
orang yang kita kunjungi berbahagia.
3. Memanjangkan
usia kedua pihak yang salaing bersilaturahmi.
4. Menambah
banyak dan berkah rezeki seseorang.
5. Memupuk
rasa cinta kasih terhadap sesama, meningkatkan rasa kebersamaan dan rasa
kekeluargaan.
6. Mempererat
dan memperkuat tali persaudaraan dan persahabatan.
Kita ketahui bersama bahwa negara
Indonesia adalah negara yang besar yang mempunyai 17.508 pulau, 1.128 suku
bangsa, dan lebih dari 700 bahasa daerah[1].
Dari kenyataan keberagaman yang ada di Indonesia itu, budaya silaturahmi
seperti dapat menyatukan keberegaman yang ada itu. Seperti yang dijelaskan di
atas, bahwa makna silaturahmi sendiri adalah menyambung tali persaudaraan
ataupun tali persahabatan dengan orang lain. Untuk itu lah mengapa budaya
silaturahmi dianggap penting bagi bangsa Indonesia.
Budaya silaturahmi yang ada di Indonesia
pun sudah seperti budaya yang turun temurun dari bangsa Indonesia. Di
masyarakat sendiri budaya silaturahmi sudah sering diterapkan dalam kehidupan
sehari-sehari. Contohnya saat ada seseorang yang sakit, maka para kenalan atau
tetangganya menjenguk kerabatnya yang sakit tersebut, itu lah mengapa
silaturahmi dapat membuat seseorang berusia panjang, maksudnya adalah jika ada
orang yang sakit maka kenalan atau temannya ikut mendoakan kesembuhannya.
Silaturahmi jika dikaitkan dalam konteks
kebangsaan pun sangat erat kaitannya. Ini terbukti dari salah satu manfaat
silaturahmi yaitu memupuk rasa cinta kasih terhadap sesama, meningkatkan rasa
kebersamaan dan rasa kekeluargaan, sebagaimana Indonesia adalah bangsa yang
sangat besar yang mempunyai sejuta keanekaragaman, jadi silaturahmi pun dapat
menjadi salah satu jalan untuk menyatukan bangsa Indonesia.
Jika dikaitkan dengan sosiologi, ilmu
yang mempelajari tentang interaksi sosial atau hubungan sosial dalam
masyarakat, silaturahmi merupakan salah satu hal yang berhubungan dengan
sosiologi tersebut, karena dengan silaturahmi, hubungan sosial yang ada di
masyarakat pun akan semakin baik dan erat.
Jadi dapat simpulkan bahwa silaturahmi
sangat baik dan bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga kita sebagai
generasi penerus harus tetap melestarikan budaya silaturahmi yang telah
mengakar pada kehidupan bangsa Indonesia.
2.2
Pengaruh
Modernisasi Terhadap Budaya Silaturahmi
Sebelum membahas
mengenai pengaruh modernisasi terhadap budaya silaturahmi, kita harus mengerti
dahulu apa arti dari modernisasi tersebut.
Secara ilmu sosial, modernisasi berarti sebuah bentuk transformasi dari keadaan yang kurang maju atau berkembang ke arah yang lebih baik dengan harapan akan tercapai kehidupan bermasyarkat yang lebih maju, berkembang, dan makmur.
Secara ilmu sosial, modernisasi berarti sebuah bentuk transformasi dari keadaan yang kurang maju atau berkembang ke arah yang lebih baik dengan harapan akan tercapai kehidupan bermasyarkat yang lebih maju, berkembang, dan makmur.
Modernisasi
juga dapat diartikan suatu hasil dari kemajuan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi)
yang terus berkembang sampai saat ini.
Indonesia
pun saat ini sudah mulai terlihat mengikuti arus modernisasi. Hal ini dapat
kita lihat bahwa Indonesia berusaha membangun segala fasilitas yang bertujuan
demi kemajuan negara Indonesia. Ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia pun
mulai berkembang, seperti contohnya banyak pabrik yang telah banyak menggunakan
mesin dalam proses produksinya, menjamurnya penggunaan barang-barang
elektronik, dan sebagainya.
Masyarakat
Indonesia pun juga tidak luput dari arus modernisasi yang saat ini masih
memayungi masyarakat Indonesia. Hal ini dapat kita ketahui bahwa kecendrungan
masyarakat Indonesia terhadap salah satu alat elektronik yang saat ini sedang
mengalami masa keemasannya, “gadget”. Gadget seperti membuat sebagian
masyarakat Indonesia kecanduan terhadap barang elektronik satu itu, ada juga
seseorang yang satu hari saja tidak dapat lepas dari gadget tersebut. Kita
ketahui bersama bahwa gadget juga dapat membantu mempermudah sesuatu dalam
mengerjakan sesuatu tugas atau pekerjaan. Tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa
gadget pula dapat menimbulkan dampak negatif bagi penggunanya, dan salah satu
dampak negatifnya adalah gagap sosialisasi.
Gagap
sosialisasi disini adalah julukan yang saya berikan terhadap seseorang yang
kurang bersosialisasi dengan dunia luar. Hal ini juga dapat disebabkan oleh
terlalu seringnya ia bermain gadget, seluruh waktunya ia habiskan untuk
berkutat dengan gadget tersebut.
Pengaruh
modernisasi pun juga dapat berdampak bagi budaya silaturahmi di Indonesia.
Seperti dampak modernisasi terhadap masyarakat luas, dampak terhadap budaya
silaturahmi pun ada yang berdampak positif dan juga ada yang berdampak negatif.
Dampak positif
terhadap budaya silaturahmi ini sendiri yaitu, dengan gadget tersebut kita
dapat bersilaturahmi dengan seseorang jauh tempat tinggalnya dari tempat
tinggal kita. Sebagai contoh seorang anak yang sudah berkeluarga tinggal di
daerah Jawa, dan ibunya tinggal di daerah Sumatra, jika ingin bersilaturahmi
secara langsung maka akan butuh waktu dan biaya yang tidak sedikit untuk anak
tersebut datang ke rumah ibunya, tetapi dengan adanya handphone anak tersebut
dapat bertanya kabar ibunya setiap saat.
Selain adanya dampak
positif, pengaruh modernisasi pun juga dapat berdampak negatif. Adapun salah
satu dampak negatif akan arus modernisasi berhubungan dengan budaya silaturahmi
yang ada di Indonesia.
Kita ketahui bersama bahwa saat ini para remaja Indonesia sebagian besar kecanduan oleh gadget. Tak dapat dipungkiri bahwa gadget mempunyai sejuta pesona dalam memikat remaja Indonesia, seperti games. Para remaja tahan berlama-lama bermain dengan gadgetnya daripada bersosialisasi dengan teman sekitarnya.
Kita ketahui bersama bahwa saat ini para remaja Indonesia sebagian besar kecanduan oleh gadget. Tak dapat dipungkiri bahwa gadget mempunyai sejuta pesona dalam memikat remaja Indonesia, seperti games. Para remaja tahan berlama-lama bermain dengan gadgetnya daripada bersosialisasi dengan teman sekitarnya.
Tentu hal tersebut
dapat menyebabkan para remaja cuek dan acuh tak acuh terhadap lingkungan
sekitarnya. Remaja yang seharusnya generasi penerus ternyata seolah tidak
peduli lagi dengan apa yang terjadi di sekitarnya. Mereka juga lebih bersifat
individualistik, yang artinya mereka yakin tidak membutuhkan bantuan orang lain
karena mereka telah dimudahkan oleh alat teknologi tersebut. Dan sikap
individualistik ini sangat tidak baik apabila terus ada di Indonesia, karena
untuk membangun sebuah bangsa yang besar, butuh silaturahmi dan persatuan yang
kuat diantaranya.
Remaja saat ini entah
kenapa seperti malas keluar rumah, mereka lebih memilih santai di rumah sambil
memainkan gadgetnya. Mereka berpikir bahwa kegiatan silaturahmi ke rumah
tetangga atau teman sekitar hanya membuang-buang waktu mereka. Tetapi pemikiran
tersebut salah adanya, karena kita ketahui bersama bahwa dengan silaturahmi
kita dapat memperoleh manfaat daripada hanya berdiam diri di dalam rumah
memainkan gadget. Tetapi fakta saat ini, remaja semakin bersifat
individualistik dan meninggalkan salah satu budaya yang telah tertanam di diri
bangsa Indonesia, yaitu budaya silaturahmi.
Dikhawatirkan jika
remaja masih saja dengan egonya masing-masing tidak mau bersilaturahmi dan
lebih memilih di dalam rumah untuk bermain gadget, takutnya bangsa yang besar
ini akan mudah hancur, karena tidak adanya persatuan dan kesatuan di antara
sesamanya. Juga, manusia adalah mahluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dan
memerlukan bantuan orang lain. Jadi, jika seseorang tidak bersosialisasi atau
bersilaturahmi dengan orang sekitarnya, apa yang akan terjadi?
Menggunakan gadget
untuk mempermudah aktivitas tidak sepenuhnya salah, yang salah adalah kecanduan
terhadap gadget tersebut. Kita sebagai para remaja boleh saja bermain dengan
gadget, kerana setiap orang pun memerlukan refreshing akan rutinitas yang
selalu ia jalani. Gadget pun dapat menjadi salah satu alat untuk bersilaturahmi
dengan seseorang yang rumahnya jauh dengan kita. Tetapi gadget pula dapat
membuat kita menjadi tertutup dan enggan bersilaturahmi dengan orang lain, hal
ini dapat saya sebut gagap sosialisasi.
Kita sebagai remaja
pun juga harus sadar, bahwa kita adalah mahluk sosial, yang mana pasti
membutuhkan orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai remaja kita
seharusnya dapat bijaksana dalam penggunaan gadget tersebut. Kita boleh saja
memiliki dan memainkan gadget tersebut, tapi kita juga tidak boleh meninggalkan
budaya yang telah lama ada di diri bangsa Indonesia, yaitu budaya silaturahmi.
Jika bukan kita yang melestarikan budaya silaturahmi itu, siapa lagi? Kita
sebaga remaja yang notabenenya sebagai generasi penerus, tentunya harus peduli
dan tetap melestarikan budaya silaturahmi tersebut. Karena bagaimanapun juga,
telah diterangkan di atas, bahwa silaturahmi tersebut banyak manfaatnya. Jadi,
sebagai remaja yang baik kita harus dapat menempatkan diri kita di dalam
berbagai situasi, kita harus terus menjalin kekeluargaan dengan ber silaturahmi
kepada teman dan tetangga sekitar, dan kita pun juga harus memanfaatkan alat
teknologi tersebut dengan sebaik-baiknya.
BAB 3
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat penyusun
ambil dari pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bahwa
silaturahmi adalah mempererat tali persahabatan kepada orang lain dengan tujuan
kebaikan. Silaturahmi memiliki banyak manfaat, anatara lain : mendapatkan ridho
dari allah swt, membuat orang yang kita kunjungi berbahagia, memanjangkan usia
kedua pihak yang salaing bersilaturahmi, menambah banyak dan berkah rezeki
seseorang, memupuk rasa cinta kasih terhadap sesama, meningkatkan rasa
kebersamaan dan rasa kekeluargaan, dan mempererat dan memperkuat tali
persaudaraan dan persahabatan.
2. Modernisasi
berarti sebuah bentuk transformasi dari keadaan yang kurang maju atau
berkembang ke arah yang lebih baik dengan harapan akan tercapai kehidupan
bermasyarkat yang lebih maju, berkembang, dan makmur.
Indonesia saat ini sedang berada dalam
proses arus modernisasi, dan masyarakatnya pun juga terkena arus modernisasi
tersebut.
Pengaruh modernisasi pun juga dapat
berdampak bagi budaya silaturahmi di Indonesia. Seperti dampak modernisasi
terhadap masyarakat luas, dampak terhadap budaya silaturahmi pun ada yang
berdampak positif dan juga ada yang berdampak negatif.
[1] Tim Sosialisasi MPR, Empat Pilar Kehisupan Berbangsa dan
Bernegara, (Jakarta : Sekretariat Jenderal MPR RI. 2012), hlm. 185-186
Tidak ada komentar:
Posting Komentar