BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kebudayaan
merupakan bagian dan menjadi milik masyarakat manapun di dunia ini, dan setiap
masyarakat mempunyai kebudayaan sendiri yang berbeda dari kebudayaan yang
dimiliki oleh masyarakat lainnya. Peradaban adalah nama yang diberikan kepada
kebudayaan yang telah mencapai taraf perkembangan teknologi yang sudah tinggi.
Kebudayaan melahirkan kaidah-kaidah
untuk melindungi masyarakat dari kehancuran yang diakibatkan dari kekuatan
tersembunyi dimasyarakat.
Kebudayaan diartiakan sebagai
manifestasi kehidupan setiap orang dan setiap kelompok dalam arti luas. Manusia
berbeda dengan binatang karena manusia tidak dapat hidup begitu saja ditengah
alam, melainkan selalu mengubah alam tersebut.
Kebudayaan daerah yang ada
dimasyarakat saat ini mulai luntur dan mulai ditinggalkan oleh masyarakat
tersebut. Hal ini diakibatkan karena masuknya kebudayaan asing yang
perlahan-lahan menggeser kebudayaan daerah.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas maka yan menjadi rumusan masalah adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan kebudayaan?
2. Apa saja unsur-unsur yang ada di dalam kebudayaan?
3. Apa saja wujud yang ada di dalam kebudayaan?
4. Kebudayaan daerah apakah yang mulai hilang di Bangka Belitung?
1. Apa yang dimaksud dengan kebudayaan?
2. Apa saja unsur-unsur yang ada di dalam kebudayaan?
3. Apa saja wujud yang ada di dalam kebudayaan?
4. Kebudayaan daerah apakah yang mulai hilang di Bangka Belitung?
1.3
Tujuan Penulisan
Berdasarkan
rumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan adalah :
1.
Mengetahui arti dari kebudayaan.
2.
Mengetahui unsur-unsur kebudayaan.
3.
Mengetahui wujud-wujud kebudayaan.
4.
Mengetahui kebudayaan dalam masyarakat Bangka
Belitung yang sudah hilang.
1.4
Metode Penulisan
Metode
yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah dengan cara mengumpulkan data,
dan data yang digunakan penulis adalah studi kepustakaan dan mencari sumber di
internet.
1.5
Sistematika Penulisan
Sistematika
dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
BAB
1
PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
2.
PERUMUSAN MASALAH
3.
TUJUAN PENULISAN
4.
METODE PENULISAN
5.
SISTEMATIKA PENULISAN
BAB
2
PEMBAHASAN
1.
PENGERTIAN KEBUDAYAAN
2.
UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
3.
WUJUD KEBUDAYAAN
4.
KEBUDAYAAN BANGKA BELITUNG YANG MULAI
MENGHILANG
BAB 3
PENUTUP
1.
KESIMPULAN
2.
SARAN
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kebudayaan
Kata
“kebudayaan” berasal dari (bahasa Sanskerta) buddhayah yang merupakan bentuk
jamak kata “budi” yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai
“hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal”.1
Adapun istilah culture yang
merupakan istilah bahasa asing yang sama artinya dengan kebudayaan berasal dari
kata latin colere. Artinya mengolah atau mengerjakan, yaitu mengolah tanah atau
bertani. Dari asal arti tersebut, yaitu colere kemudian culture, diartikan
sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam.2
Seorang antropolog lain, yaitu E. B. Taylor,
pernah mencoba memberikan definisi mengenai kebudayaan sebagai berikut :
Kebudayaan adalah
komplek yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan yang didapatkan oleh
manusia sebagai anggota masyarakat.3
Dengan
kata lain, kebudayaan mencakup semuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh
manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang
dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif. Artinya, mencakup segala
cara-cara atau pola-pola berpikir, merasakan, dan bertindak. Seorang yang
meneliti kebudayaan tertentu akan sangat tertarik objek-objek kebudayaan
seperti rumah, sandang, jembatan, alat-alat komunikasi, dan sebagainya.4
Selo
Soemardjan dan Soelaeman Soemardi merumusukan kebudayan sebagai
semua hasil karya, rasa,dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan
teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah yang diperlukan
oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya
agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat.
2.2
Unsur-unsur Kebudayaan
Beberapa orang sarjana telah mencoba
merumuskan unsur-unsur pokok kebudayaan tadi. Misalnya, Melville J.Herskovits
mengajukan empat unsur pokok kebudayaan, yaitu :
1.
Alat-alat teknologi ;
2.
Sistem ekonomi ;
3.
Keluarga ;
4.
Kekuasaan politik.
Bronislaw Malinowski, yang terkenal
sebagai salah seorang pelopor teori fungsional dalam antropologi, menyebut
unsur-unsur pokok kebudayaan, antara lain :
1.
Sistem norma yang memungkinkan kerjasama
antara para anggota masyarakat di dalam upaya menguasai alam sekelilingnya,
2.
Organisasi ekonomi,
3.
Alat-alat dan lembaga atau petugas
pendidikan; perlu diingat bahwa keluarga merupakan lembaga pendidikan yang
utama,
4.
Organisasi kekuatan.
Antropolog C. Kluckhohn di dalam sebuah karyanya
yang berjudul universal “Categories of Culture” telah menguraikan
ulasan para sarjana mengenai hal itu.
Tujuh
unsur kebudayaan yang dianggap sebagai kultural universals, yaitu :
1.
Peralatan dan perlengkapan hidup manusia
(pakaian, perumahan, alat rumah tangga, senjata, alat produksi, transprt, dan
sebagainya)
2.
Mata
pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi (pertanian perternakan, sistem
produksi, sistem distribusi, dan sebagainya).
3.
Sistem
kemasyarakatan ( sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, sistem
perkawinan).
4.
Bahasa
( lisan maupun tertulis ).
5.
Keseniaan
( seni rupa, seni suara,seni gerak,dan sebagainya).
6.
Sistem
pengetahuan
7.
Religi
(sistem kepercayaan).
2.3 Wujud Kebudayaan
Wujud
kebudayaan dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu:
1. Wujud Gagasan
1. Wujud Gagasan
Budaya dalam wujud
gagasan/ide ini bersifat abstrak dan tempatnya ada dalam alam pikiran tiap
warga pendukung budaya yang bersangkutan sehingga tidak dapat diraba atau
difoto.
Sistem gagasan yang telah dipelajari oleh setiap warga pendukung budaya sejak dini sangat menentukan sifat dan cara berpikir serta tingkah laku warga pendukung budaya tersebut. Gagasan-gagasan inilah yang akhirnya menghasilkan berbagai hasil karya manusia berdasarkan sistem nilai, cara berfikir dan pola tingkah laku. Wujud budaya dalam bentuk sistem gagasan ini biasa juga disebut sistem nilai budaya.
Sistem gagasan yang telah dipelajari oleh setiap warga pendukung budaya sejak dini sangat menentukan sifat dan cara berpikir serta tingkah laku warga pendukung budaya tersebut. Gagasan-gagasan inilah yang akhirnya menghasilkan berbagai hasil karya manusia berdasarkan sistem nilai, cara berfikir dan pola tingkah laku. Wujud budaya dalam bentuk sistem gagasan ini biasa juga disebut sistem nilai budaya.
2.
Wujud perilaku (aktivitas)
Budaya dalam wujud perilaku berpola menurut
ide/gagasan yang ada. Wujud perilaku ini bersifat konkrit dapat dilihat dan
didokumentasikan (difoto dan difilm). Contoh: Petani sedang bekerja di sawah,
orang sedang menari dengan lemah gemulai, orang sedang berbicara dan lain-lain.
Masing-masing aktivitas tersebut berada dalam satu sistem tindakan dan tingkah
laku.
3.
Wujud benda hasil budaya
Semua benda hasil karya manusia tersebut bersifat
konkrit, dapat diraba dan difoto. Kebudayaan dalam wujud konkrit ini disebut
kebudayaan fisik. Contoh: bangunan-bangunan megah seperti piramida, tembok
cina, menhir, alat rumah tangga seperti kapak perunggu, gerabah dan lain-lain.
Dalam kenyataan sehari-hari ketiga wujud tersebut yaitu gagasan, perilaku dan
benda hasil budaya tidak terpisahkan dan saling mempengaruhi.
2.4 Kebudayaan Bangka Belitung yang Mulai
Menghilang
Sifat pada diri pribadi seseorang dapat
melihat dari perkataan yang ia ucapkan, maupun pada penampilannya. Jika seorang
menggunakan bahasa yang lemah lembut, sopan, santun, mencerminkan pribadi yang
berbudi. Namun sebaliknya, apabila seseorang sering bertutur kata kasar,
menghujat, memprovokasi, dan menfitnah justru mencerminkan kepribadian yang
kurang berbudi.
Daam beberapa tahun
terakhir nampaknya remaja sekarang cenderung kehilangan etika dan sopan satun
terhadap teman sebaya, guru, orang yang lebih tua, atau bahkan terhadap orang
tua. Hal tersebut diakibatkan dari berbagai faktor seperti dari efek negatif
dari media elektronik, televisi, dan jaringan internet karena dari berbagai
tontonan yang dapat disaksikan menjadikan unsur-unsur kekerasan baik kekerasan
fisik maupun kekerasan dalam bentuk perkataan yang melecehkan. Tentunya ini
pengaruh terhadap penonton terutama terhadap remaja. Hal inilah yang menjadikan
budaya sopan santun di kalangan remaja Bangka belitung mulai memudar dan bahkan
hampir hilang.
Berbagai kejadian buruk
sering kita ketahui bahwa remaja sering melakukan tawuran, membuat keributan,
pelecehan seksual, sehingga melakukan tindakan pembunuhan. Hal tersebut
merupakan dampak dari budaya sopan santun yang mulai luntur dalam lingkungan
masyarakat kita. Lingkungan sekitar juga terkadang dapat membentuk karakter
pada remaja yang membuat budaya sopan santun menjadi luntur.
Selain itu masuknya
budaya barat juga semakin menyulitkan kita dalam mempertahankan budaya sopan
santun. Pada beberapa tempat umum dan juga pada gaya pergaulan remaja masa
kini, misalnya saja dalam berpakain diluar negeri atau dunia barat orang yang
berpakaian bikini di sekitar pantai adalah sesuatu yang wajar dan tidak
melanggar kesopanan di muka umum, tetapi bagi kita berpakaian seperti itu
sangat tidak sopan karna dianggap sesuai dengan nilai dan norma kesopanan.
Selain itu sopan santun dalam pergaulan jika di budaya barat jika bertemu teman
berlawanan jenis boleh mencium bibir, tetapi hal tersebut di indonesia hal
tersebut sangat melanggar norma
keposanan dan kesusilaan. Oleh karena sebgaian budaya barat memperlihatkan hal
yang negatif maka perlu lah kita sebagi
warga negara indonesia yang menjunjung kesopanan santunan maka kita perlu
selektif dalam menyaring budaya luar yang masuk ke Indonesia.
Oleh karena budaya
sopan santun sangatlah penting, marilah kita mulai dari sekarang untuk
membudayakan sopan dalam lingkungan yang terkecil dahulu seperti lingkungan
keluarga, lalu berlanjut kelingkungan diatasnya seperti sekolah, dan
masyarakat.
BAB 3
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat
kami ambil dari pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Kebudayaan adalah semuanya yang
didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan
terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang
normatif. Artinya, mencakup segala cara-cara atau pola-pola berpikir,
merasakan, dan bertindak.
2.
Adapun unsur-unsur kebudayaan adalah peralatan
dan perlengkapan hidup manusia; mata
pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi; sistem kemasyarakatan; bahasa; keseniaan;
sistem pengetahuan; religi.
3.
Wujud kebudayaan
dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu, wujud gagasan; wujud perilaku (aktivitas); wujud benda hasil budaya.
4.
Kebudayaan sopan santun di Bangka
Belitung di kalangan remaja mulai memudar dan hampir hilang. Saat ini, para
remaja dalam ucapan maupun tindakannya dapat dikatakan kurang baik. Dengan
teman sebaya, orang tua, guru, mereka cenderung berkata dan bersikap kasar.
Sering melakukan tindakan anarkis seperti tawuran, kekeasan, dan sebagainya.
Apabila
dibiarkan, maka kebudayaan sopan santun yang menjadi ciri masyarakat Indonesia
akan hilang, oleh karena itu perlu lebih diperhatikan kembali mengenai
pembelajaran akhlak dan tingkah laku bagi remaja Bangka Belitung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar