Selasa, 31 Mei 2016

Sosiologi Antropolgi Pendidikan "Unsur dan Wujud Dinamika Kebudayaan dalam Masyarakat"



BAB 1
PENDAHULUAN
1.1          Latar Belakang

Kebudayaan merupakan bagian dan menjadi milik masyarakat manapun di dunia ini, dan setiap masyarakat mempunyai kebudayaan sendiri yang berbeda dari kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat lainnya. Peradaban adalah nama yang diberikan kepada kebudayaan yang telah mencapai taraf perkembangan teknologi yang sudah tinggi.
            Kebudayaan melahirkan kaidah-kaidah untuk melindungi masyarakat dari kehancuran yang diakibatkan dari kekuatan tersembunyi dimasyarakat.
            Kebudayaan diartiakan sebagai manifestasi kehidupan setiap orang dan setiap kelompok dalam arti luas. Manusia berbeda dengan binatang karena manusia tidak dapat hidup begitu saja ditengah alam, melainkan selalu mengubah alam tersebut.
            Kebudayaan daerah yang ada dimasyarakat saat ini mulai luntur dan mulai ditinggalkan oleh masyarakat tersebut. Hal ini diakibatkan karena masuknya kebudayaan asing yang perlahan-lahan menggeser kebudayaan daerah.

1.2           Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka yan menjadi rumusan masalah adalah :
1.         Apa yang dimaksud dengan kebudayaan?
2.         Apa saja unsur-unsur yang ada di dalam kebudayaan?
3.         Apa saja wujud yang ada di dalam kebudayaan?
4.         Kebudayaan daerah apakah yang mulai hilang di Bangka Belitung?

1.3           Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan adalah :
1.                   Mengetahui arti dari kebudayaan.
2.                   Mengetahui  unsur-unsur kebudayaan.

3.                   Mengetahui  wujud-wujud kebudayaan.
4.                  Mengetahui kebudayaan dalam masyarakat Bangka Belitung yang sudah hilang.

1.4           Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah dengan cara mengumpulkan data, dan data yang digunakan penulis adalah studi kepustakaan dan mencari sumber di internet.

1.5           Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
BAB 1
PENDAHULUAN
1.                  LATAR BELAKANG
2.                  PERUMUSAN MASALAH
3.                  TUJUAN PENULISAN
4.                  METODE PENULISAN
5.                  SISTEMATIKA PENULISAN

BAB 2
PEMBAHASAN
1.                  PENGERTIAN KEBUDAYAAN
2.                  UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
3.                  WUJUD KEBUDAYAAN
4.                  KEBUDAYAAN BANGKA BELITUNG YANG MULAI MENGHILANG

BAB 3
PENUTUP
1.                  KESIMPULAN
2.                  SARAN

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1    Pengertian Kebudayaan
     
            Kata “kebudayaan” berasal dari (bahasa Sanskerta) buddhayah yang merupakan bentuk jamak kata “budi” yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai “hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal”.1
            Adapun istilah culture yang merupakan istilah bahasa asing yang sama artinya dengan kebudayaan berasal dari kata latin colere. Artinya mengolah atau mengerjakan, yaitu mengolah tanah atau bertani. Dari asal arti tersebut, yaitu colere kemudian culture, diartikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam.2
                        Seorang antropolog lain, yaitu E. B. Taylor, pernah mencoba memberikan definisi mengenai kebudayaan sebagai berikut :
Kebudayaan adalah komplek yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.3
Dengan kata lain, kebudayaan mencakup semuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif. Artinya, mencakup segala cara-cara atau pola-pola berpikir, merasakan, dan bertindak. Seorang yang meneliti kebudayaan tertentu akan sangat tertarik objek-objek kebudayaan seperti rumah, sandang, jembatan, alat-alat komunikasi, dan sebagainya.4


Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi merumusukan kebudayan sebagai semua hasil karya, rasa,dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya  agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat.

2.2   Unsur-unsur Kebudayaan
Beberapa orang sarjana telah mencoba merumuskan unsur-unsur pokok kebudayaan tadi. Misalnya, Melville J.Herskovits mengajukan empat unsur pokok kebudayaan, yaitu :
1.                  Alat-alat teknologi ;
2.                  Sistem ekonomi ;
3.                  Keluarga ;
4.                  Kekuasaan politik.
Bronislaw Malinowski, yang terkenal sebagai salah seorang pelopor teori fungsional dalam antropologi, menyebut unsur-unsur pokok kebudayaan, antara lain :
1.                  Sistem norma yang memungkinkan kerjasama antara para anggota masyarakat di dalam upaya menguasai alam sekelilingnya,
2.                  Organisasi ekonomi,
3.                  Alat-alat dan lembaga atau petugas pendidikan; perlu diingat bahwa keluarga merupakan lembaga pendidikan yang utama,
4.                  Organisasi kekuatan.

Antropolog C. Kluckhohn di dalam sebuah karyanya yang berjudul universal “Categories of Culture” telah menguraikan ulasan para sarjana mengenai hal itu.
Tujuh unsur kebudayaan yang dianggap sebagai kultural universals, yaitu :
1.                  Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat rumah tangga, senjata, alat produksi, transprt, dan sebagainya)
2.                  Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi (pertanian perternakan, sistem produksi, sistem distribusi, dan sebagainya).
3.                  Sistem kemasyarakatan ( sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, sistem perkawinan).
4.                  Bahasa ( lisan maupun tertulis ).
5.                  Keseniaan ( seni rupa, seni suara,seni gerak,dan sebagainya).
6.                  Sistem pengetahuan
7.                  Religi (sistem kepercayaan).

Wujud kebudayaan dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu:
1.         Wujud Gagasan
Budaya dalam wujud gagasan/ide ini bersifat abstrak dan tempatnya ada dalam alam pikiran tiap warga pendukung budaya yang bersangkutan sehingga tidak dapat diraba atau difoto.
Sistem gagasan yang telah dipelajari oleh setiap warga pendukung budaya sejak dini sangat menentukan sifat dan cara berpikir serta tingkah laku warga pendukung budaya tersebut. Gagasan-gagasan inilah yang akhirnya menghasilkan berbagai hasil karya manusia berdasarkan sistem nilai, cara berfikir dan pola tingkah laku. Wujud budaya dalam bentuk sistem gagasan ini biasa juga disebut sistem nilai budaya.
2.                   Wujud perilaku (aktivitas)
Budaya dalam wujud perilaku berpola menurut ide/gagasan yang ada. Wujud perilaku ini bersifat konkrit dapat dilihat dan didokumentasikan (difoto dan difilm). Contoh: Petani sedang bekerja di sawah, orang sedang menari dengan lemah gemulai, orang sedang berbicara dan lain-lain. Masing-masing aktivitas tersebut berada dalam satu sistem tindakan dan tingkah laku.
3.                   Wujud benda hasil budaya
Semua benda hasil karya manusia tersebut bersifat konkrit, dapat diraba dan difoto. Kebudayaan dalam wujud konkrit ini disebut kebudayaan fisik. Contoh: bangunan-bangunan megah seperti piramida, tembok cina, menhir, alat rumah tangga seperti kapak perunggu, gerabah dan lain-lain. Dalam kenyataan sehari-hari ketiga wujud tersebut yaitu gagasan, perilaku dan benda hasil budaya tidak terpisahkan dan saling mempengaruhi.

2.4    Kebudayaan Bangka Belitung yang Mulai Menghilang
          Sifat pada diri pribadi seseorang dapat melihat dari perkataan yang ia ucapkan, maupun pada penampilannya. Jika seorang menggunakan bahasa yang lemah lembut, sopan, santun, mencerminkan pribadi yang berbudi. Namun sebaliknya, apabila seseorang sering bertutur kata kasar, menghujat, memprovokasi, dan menfitnah justru mencerminkan kepribadian yang kurang berbudi.
Daam beberapa tahun terakhir nampaknya remaja sekarang cenderung kehilangan etika dan sopan satun terhadap teman sebaya, guru, orang yang lebih tua, atau bahkan terhadap orang tua. Hal tersebut diakibatkan dari berbagai faktor seperti dari efek negatif dari media elektronik, televisi, dan jaringan internet karena dari berbagai tontonan yang dapat disaksikan menjadikan unsur-unsur kekerasan baik kekerasan fisik maupun kekerasan dalam bentuk perkataan yang melecehkan. Tentunya ini pengaruh terhadap penonton terutama terhadap remaja. Hal inilah yang menjadikan budaya sopan santun di kalangan remaja Bangka belitung mulai memudar dan bahkan hampir hilang.
Berbagai kejadian buruk sering kita ketahui bahwa remaja sering melakukan tawuran, membuat keributan, pelecehan seksual, sehingga melakukan tindakan pembunuhan. Hal tersebut merupakan dampak dari budaya sopan santun yang mulai luntur dalam lingkungan masyarakat kita. Lingkungan sekitar juga terkadang dapat membentuk karakter pada remaja yang membuat budaya sopan santun menjadi luntur.
Selain itu masuknya budaya barat juga semakin menyulitkan kita dalam mempertahankan budaya sopan santun. Pada beberapa tempat umum dan juga pada gaya pergaulan remaja masa kini, misalnya saja dalam berpakain diluar negeri atau dunia barat orang yang berpakaian bikini di sekitar pantai adalah sesuatu yang wajar dan tidak melanggar kesopanan di muka umum, tetapi bagi kita berpakaian seperti itu sangat tidak sopan karna dianggap sesuai dengan nilai dan norma kesopanan. Selain itu sopan santun dalam pergaulan jika di budaya barat jika bertemu teman berlawanan jenis boleh mencium bibir, tetapi hal tersebut di indonesia hal tersebut  sangat melanggar norma keposanan dan kesusilaan. Oleh karena sebgaian budaya barat memperlihatkan hal yang negatif  maka perlu lah kita sebagi warga negara indonesia yang menjunjung kesopanan santunan maka kita perlu selektif dalam menyaring budaya luar yang masuk ke Indonesia.
Oleh karena budaya sopan santun sangatlah penting, marilah kita mulai dari sekarang untuk membudayakan sopan dalam lingkungan yang terkecil dahulu seperti lingkungan keluarga, lalu berlanjut kelingkungan diatasnya seperti sekolah, dan masyarakat.

BAB 3
PENUTUP
3.1    Kesimpulan
                        Kesimpulan yang dapat kami ambil dari pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.                  Kebudayaan adalah semuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif. Artinya, mencakup segala cara-cara atau pola-pola berpikir, merasakan, dan bertindak.
2.                  Adapun unsur-unsur kebudayaan adalah peralatan dan perlengkapan hidup manusia; mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi; sistem kemasyarakatan; bahasa; keseniaan; sistem pengetahuan; religi.
3.                  Wujud kebudayaan dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu, wujud gagasan; wujud perilaku (aktivitas); wujud benda hasil budaya.
4.                  Kebudayaan sopan santun di Bangka Belitung di kalangan remaja mulai memudar dan hampir hilang. Saat ini, para remaja dalam ucapan maupun tindakannya dapat dikatakan kurang baik. Dengan teman sebaya, orang tua, guru, mereka cenderung berkata dan bersikap kasar. Sering melakukan tindakan anarkis seperti tawuran, kekeasan, dan sebagainya.
Apabila dibiarkan, maka kebudayaan sopan santun yang menjadi ciri masyarakat Indonesia akan hilang, oleh karena itu perlu lebih diperhatikan kembali mengenai pembelajaran akhlak dan tingkah laku bagi remaja Bangka Belitung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar