Selasa, 31 Mei 2016

Profesi Pendidik "Perencanaan dan Proses Pembelajaran"



BAB 1
PENDAHULUAN

A.              Latar Belakang
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta pendidik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar, yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi. Dengan kata lain pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar belajar dengan baik.
Tujuan pembelajaran adalah berupa terjadinya perilaku hasil belajar bagi peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu. Siswa diharapkan juga mampu memiliki ataupun menguasai materi yang telah disampaikan selama proses pembelajaran.
Suatu pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila informasi berupa pengetahuan yang diberikan oleh guru tersampaikan kepada peserta didiknya. Kadang kalanya, tidak semua pengetahuan yang disampaikan oleh guru dapat tersampaikan sepenuhnya kepada peserta didiknya. Oleh karena itu, diperlukanlah sebuah perencanaan agar proses pembelajaran tersebut dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Setiap kegiatan yang akan dilakukan tentunya selalu direncanakan terlebih dahulu. Perencanaan yang matang tentunya menghasilkan persiapan yang mantang, sehingga proses pelaksanaannya pun dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan kegiatan tersebut. Begitu pula halnya dengan sebuah pembelajaran, sebelum melangkah kepada proses pembelajaran diperlukanlah sebuah rencana agar terwujudnya tujuan pembelajaran yang telah ada. Kita sebagai seorang guru, seseorang yang mengajar, mendidik, dan membimbing peserta didik seharusnya dapat melakukan perencanaan yang matang terhadap proses pemebelajaran.

B.               Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka hal yang menjadi rumusan masalah adalah :
1.             Apa yang dimaksud dengan perencanaan pembelajaran?
2.             Apa yang dimaksud dengan proses pembelajaran?

C.              Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1.             Mengetahui maksud dari perencanaan pembelajaran.
2.             Mengetahui maksud dari proses pembelajaran.

BAB 2
PEMBAHASAN

A.          Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan adalah menyusun langkah-langkah yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan tersebut dapat disusun berdasarkan kebutuhan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan keinginan pembuat perencanaan. Namun, yang lebih utama adalah perencanaan yang dibuat harus dapat dilaksanakan dengan mudah dan tepat sasaran.
Hadari Nawawi (2013:16) bahwa perencanaan berarti menyusun langkah-langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan tertentu. Dalam hal ini perencaaan mencakup rangkaian kegiatan untuk menentukan tujuan umum (goal) dan tujuan khusus (objectivity) suatu organisasi atau lembaga penyelenggaraan pendidikan, berdasarkan dukungan informasi yang lengkap. Setelah tujuan ditetapkan perencanaan berkaitan dengan penyusunan pola, rangkaian, dan proses kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Singkatnya, efektivitas perencanaan berkaitan dengan penyusunan rangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan, dapat diukur dengan terpenuhinya faktor kerjasama perumusan perencanaan, program kerja madrasah, dan upaya implementasi program kerja tersebut dalam mencapai tujuan.[1]
Dalam konteks pengajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode pengajaran, serta penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Berdasarkan uraian di atas, konsep perencanaan pengajaran dapat dilihat dari berbagai sudut pandang yaitu[2] :
a.              Perencanaan pengajaran sebagai teknologi adalah suatu perencanaan yang mendorong penggunaan teknik-teknik yang dapat mengembangkan tingkah laku kognitif dan teori-teori konstruktif terhadap solusi dan problem-problem pengajaran.
b.             Perencanaan pengajaran sebagai suatu sistem adalah sebuah susunan dari sumber-sumber dan prosedur-prosedur untuk menggerakkan peembelajaran. Pengembangan sistem pengajaran melalui proses yang sistemik selanjutnya diimplementasikan dengan mengacu pada sistem perencanaan itu.
c.              Perencanaan pengajaran sebagai sebuah disiplin adalah cabang dari pengetahuan yang senantiasa memperhatikan hasil-hasil penelitian dan teori tentang strategi pengajaran dan implementasinya terhadap strategi tersebut.
d.             Perencanaan pengajaran sebagai sains (science) adalah mengkreasi secara detail, spesifiksi dari pengembangan, implementasi, evaluasi, dan pemeliharaan akan situasi maupun fasiitas pembelajaran terhadap unit-unit yang luas maupun yang lebih sempit dari materi pelajaran dengan segala tingkat komplesitasnya.
e.              Perencanaan pengajaran sebagai sebuah proses adalah pengembangan pengajaran secara sistemik yang digunakan secara khusus atas dasar teori-teori pembelajaran dan pengajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran. Dalam perencaaan ini dilakukan analisis kebutuhan dari proses belajar dengan alur yang sistematik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Termasuk di dalamnya melakukan evaluasi terhadap materi pelajaran dan aktivitas-aktivitas pengajaran.
f.              Perencanaan pengajaran sebagai sebuah realitas adalah ide pengajaran dikembangkan dengan memberikan hubungan pengajaran dari waktu ke waktu dalam suatu proses yang dikerjakan peremcanaan dengan mengecek secara cermat bahwa semua kegiatan telah sesuai dengan tuntutan sains dan dilaksanakan secara sistematik.
          Bicara tentang dimensi perencanaan pengajaran yakni berkaitan dengan cakupan atau sifat-sifat dari beberapa karakteristik yang ditemukan dalam perencanaan. Pertimbangan terhadap dimensi-dimensi itu memungkinkan diadakannya perencanaan komprehensif yang menalar dan efisien, yakni[3] :
1.      Signifikansi. Tingkat signifikansi tergantung pada kegunaan sosial dari tujuan pendidikan yang ajukan. Dalam mecapai tujuan itu, pengambil keputusan perlu mempunyai garis pembimbing yang jelas dan mengajukan kriteria evaluasi
2.      Feasibilitas. Maksudnya perlu dipertimbangkan feasibilitas perencanaan pegajaran. Salah satu faktor penentu adalah otoritas politikal yang memadai, sebab dengan itu feasibiltas teknik dan estimasi biaya serta aspek-aspek lainnya dapat dibuat dalam pertimbangan yang realistik.
3.      Relevansi. Konsep ini berkaitan dengan jaminan bahwa perencanaan pengajaran memungkinkan penyelesaian persoalan secara lebih spesifik pada waktu yang tepat agar dapat dicapai tujuan spesifik secara optimal.
4.      Kepastian atau definitiveness. Diakui bahwa tidak semua hal-hal yang sifatnya kebetulan dapat dimasukkan dalam perencanaan pengajaran, namun perlu diupayakan agar sebanayk mungkin hal-hal tersebut dimasukkan dalam pertimbangan.
5.      Ketelitian atau Parsimoniusness. Prinsip utama yang perlu diperhatikan ialah agar perencanaan pengajaran disusun dalam bentuk sederhana serta perlu diperhatikan secara sensitif kaitan-kaitan yang pasti terjadi antara berbagai komponen.
6.      Adaptabilitas. Diakui bahwa perencanaan pengajaran bersifat dinamik, sehingga perlu senantiasa mencari informasi sebagai umpan balik atau balikan.
7.      Waktu. Faktor-faktor yang berkaitan dengan waktu cukup banyak, selain keterlibatan perencanaan dalam memprediksi masa depan, juga validasi dan reabilitas analisis yang dipakai, serta kapan untuk menilai kebutuhan pendidikan masa kini dalam kaitannya masa mendatang.
8.      Monitoring atau pemantuan. Termasuk di dalamnya adalah mengembangkan kriteria untuk menjamin bahwa berbagai komponen secara efektif. Ukurannya dibangun untuk selama pelaksanaan perencanaan pengajaran, namun perlu diberi pertimbangan tentang toleransi terbatas atas penyimpangan perencanaan.
9.      Isi perencanaan. Dimensi terakhir adalah hal-hal yang akan direncanakan. Perencanaan pengajaran yang baik perlu memuat :
a.         Tujuan atau apa yang diinginkan sebagai hasil proses pendidikan.
b.         Program dan layanan, atau bagaimana cara mengorganisasi aktivitas belajar dan layanan-layanan pendukungnya.
c.         Tenaga manusia, yakni mencakup cara-cara mengembangkan prestasi, spesialisasi, perilaku, kompetensi, maupun kepuasan mereka.
d.        Bangunan fisik mencakup tentang cara-cara penggunaan pola distribusi dan kaitannya dengan bangunan fisik lainnya.
e.         Keuangan, meliputi rencana pengeluaran dan rencana penerimaan.
f.          Struktur organisasi, maksudnya bagaiamana cara mengorganisasi dan memanajemen operasi dan pengawasan program dan aktivitas kependidikan yang direncanakan.
g.         Konteks sosial dan elemen-elemen lainnya yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan pengajaran.
Perangkat-perangkat yang harus dipersiapkan oleh seorang guru dalam merencanakan sebuah pembelajaran, adalah :
1.             Memahami kurikulum
2.             Menguasai bahan ajar
3.             Menyusun program pengajaran
4.             Melaksanakan program pengajaran.
5.             Menilai program pengajaran dan hasil proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.

Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat :
1.             Identitas mata pelajaran.
2.             Standar kompetensi (SK).
3.             Kompetensi dasar (KD).
4.             Indikator pencapaian kompetensi.
5.             Tujuan pembelajaran.
6.             Materi ajar.
7.             Alokasi waktu.
8.             Metode pembelajaran.
9.             Kegiatan pembelajaran.
10.         Penilaian hasil belajar.
11.         Sumber belajar.

Tujuan yang paling mendasar dari sebuah perencanaan pembelajaran adalah sebagai pedoman atau petunjuk guru  serta mengarahkan dan membimbing kegitan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan beberapa kepentingan tersebut, tujuan perencanaan pembelajaran antara lain adalah[4] :
1.             Mengusai sepenuhnya bahan dan materi ajar, metode dan penggunan alat dan perlengkapan pembelajaran, menyampaikan kurikulum atas dasar bahasan dan mengelola alokasi waktu yang tersedia serta membelajarkan siswa sesuai yang diprogramkan.
2.             Sebagai landasan pokok bagi guru dan siswa dalam mencapai kompetensi dasar dan indikator yang telah ditetapkan.
3.             Memberikan gambaran mengenai acuan kerja jangka pendek.
4.             Karena disusun dengan menggunakan pendekatan sistem memberikan pengaruh terhadap pengembangan individu siswa.

Manfaat bagi seorang guru yang menerapkan perencanaan pengajaran, antara lain :
1.             Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.
2.             Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang.
3.             Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid.
4.             Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui ketepatan dan kelambatan kerja.
5.             Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja.
6.             Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat dan biaya.

B.          Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran adalah suatu kegiatan terjadinya proses penyampaian materi atau transfer ilmu antara guru sebagai tenaga pendidik kepada siswa sebagai peserta didik. Proses pembelajaran ini sangat bergantung oleh beberapa komponen, dan komponen-komponen tersebut berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Adapun komponen-komponen yang dimaksud adalah peserta didik, tenaga pendidik, media pembelajaran, materi pembelajaran, dan perencanaan pembelajaran.
Diantara komponen-komponen tersebut, komponen yang terpenting adalah perencanaan pembelajaran. Telah dijelaskan di atas bahwa perencanaan pembelajaran diperlukan untuk mengatur atau menyusun langkah-langkah guna melaksanakan proses pembelajaran. Baik perencanaan dari segi tenaga pendidik, peserta pendidik, media pembelajaran, ataupun materi pembelajaran.
Di dalam sebuah proses pembelajaran, tentunya ada beberapa metode yang dapat digunakan oleh seorang tenaga pendidik dalam penyampaian materi pelajaran, yaitu[5] :
1.             Metode Proyek. Metode proyek adalah cara penyajian pembelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah. Kemudian, masalah tersebut dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna.
2.             Metode Eksperimen. Metode eksperimen atau percobaan adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
3.             Metode Tugas dan Resitasi. Metode resitas (penugasan) adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.
4.             Metode Diskusi. Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama.
5.             Metode Sosiodrama. Metode sosiodrama dan role playing dapat dikatakan sama artinya, dan dalam pemakaiannya sering disilihgantikan. Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial.
6.             Metode Demostrasi. Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa sesuatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik sebenarnya ataupun tiruan yang sering disertai dengan penjelasan lisan.
7.             Metode Problem Solving. Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar, tapi juga merupakan suatu metode berfikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.
8.             Metode Karyawisata. Metode karyawisata merupakan metode mengajar yang mana siswa diajak ke suatu tempat atau objek tertentu diluar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu.
9.             Metode Tanya Jawab. Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa ke guru.
10.         Metode Latihan. Metode latihan atau metode training merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu.
11.         Metode Ceramah. Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatan metode tradisional, karena metode ini sejak dari dulu telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar.
Hal-hal yang harus dilakukan oleh seorang tenaga pendidik dalam kegiatan proses pembelajaran adalah :
1.             Pendahuluan. Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran
2.             Inti. Kegiatan inti adalah kegiatan penyampaian materi oleh seorang guru kepada siswa didiknya secara terstruktur dan sistematis.
3.             Penutup. Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.

BAB 3
KESIMPULAN
Perencanaan adalah menyusun langkah-langkah yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan tersebut dapat disusun berdasarkan kebutuhan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan keinginan pembuat perencanaan. Namun, yang lebih utama adalah perencanaan yang dibuat harus dapat dilaksanakan dengan mudah dan tepat sasaran.
Perencanaan pembelajaran dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode pengajaran, serta penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Proses pembelajaran adalah suatu kegiatan terjadinya proses penyampaian materi atau transfer ilmu antara guru sebagai tenaga pendidik kepada siswa sebagai peserta didik. Proses pembelajaran ini sangat bergantung oleh beberapa komponen, dan komponen-komponen tersebut berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Adapun komponen-komponen yang dimaksud adalah peserta didik, tenaga pendidik, media pembelajaran, materi pembelajaran, dan perencanaan pembelajaran.



[1] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2013) hlm. 16
[2] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2013) hlm. 17-18
[3] Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2011) hlm. 4-6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar