Selasa, 31 Mei 2016

Ilmu Budaya Dasar "Manusia dan Penderitaan"


BAB 1
Pendahuluan
1.1           Latar Belakang

Setiap manusia yang hidup di dunia ini pasti pernah merasakan yang namanya sebuah penderitaan. Penderitaan bagi manusia sendiri adalah hal yang selalu mengiringi manusia selama ia hidup. Penderitaan dapat berupa penderitaan yang ringan maupun penderitaan yang berat. Penderitaan tidak hanya datang kepada orang-orang yang tidak berkecukupan, tetapi penderitaan juga datang kepada orang-orang yang berkecukupan. Penderitaan bukanlah sesuatu hal yang menyeramkan yang harus kita hindari, penderitaan juga adalah cara Allah menguji seberapa besar iman manusia kepada-Nya.
Penderitaan selalu datang tak terduga, bahkan manusia sehebat apapun tidak akan bisa tau kapan ia akan menderita. Saat kesenangan membuai kita, penderitaan pun bisa juga datang tiba-tiba bak petir di siang yang cerah. Ada saatnya juga penderitaan datang saat kita juga sedang menderita, seperti ungkapan “sudah jatuh tertimpa tangga pula”. Bahkan, penderitaan datang lagi saat penderitaan yang sebelumnya berhasil kita lewati, seperti ungkapan “keluar mulut harimau masuk mulut buaya. Seseorang yang tidak siap mental maupun fisiknya saat mendapatkan penderitaan maka ia dapat mengalami gangguan kejiwaan seperti stres dan bahkan bisa memunculkan niat seseorang untuk mengakhiri hidupnya.
Penderitaan tak selamanya berakhir dengan akhir yang sedih (sad ending), penderitaan pun dapat berakhir dengan akhir yang bahagia (happy ending). Akhir dari penderitaan adalah kita yang menentukan, dengan bagaimana cara kita menghadapi dan menyelesaikannya. Apakah kita akan berpasrah kalah dengan penderitaan atau kita akan tetap bertahan dan terus berjuang untuk keluar dari sesuatu hal yang bernama panderitaan. Oleh karena itu, kita sendiri lah yang hanya bisa membuat cerita akhir dari serangkaian penderitaan yang kita alami, apakah kita ingin berakhir dengan sad ending ataupun happy ending?





1.2           Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dapat penyusun ambil dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
a.         Apa yang dimaksud dengan penderitaan?
b.        Apa yang dimaksud dengan siksaan kehidupan?
c.         Bagaimana perasaan seseorang saat kehilangan sesuatu yang dicintainya?
1.3           Tujuan Penulisan
                        Tujuan dari penulisan makalah ini adalah, sebagai berikut :
a.       Mengetahui maksud dari penderitaan.
b.      Mengetahui maksud dari siksaan hidup.
c.       Mengetahui perasaan seseorang saat kehilangan sesuatu yang ia cinta.

1.4           Metode Pengumpulan Data
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun menggunakan metode pengumpulan data, sebagai berikut :
1.        Studi Pustaka
Studi Pustaka adalah metode dimana penyusun menelesuri dan mempelajari bahan-bahan yang ada seperti buku-buku. Metode ini sangat membantu bagi para penyusun karena penjabaran yang terdapat pada bahan-bahan tersebut sudah lengkap dan tersusun secara sistematis.
2.             Browsing
Metode browsing adalah metode dimana penyusun mencari informasi-informasi yang diperlukan dengan cara mencari di website dan internet.


1.5           Sistematika Penulisan
                        Makalah ini terdiri dari 3 Bab yang akan terbagi lagi menjadi beberapa subbab.
                        Pada Bab 1 membahas masalah Latar Belakang , Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Metode Pengumpulan Data, dan Sistematika Penulisan.
                        Pada Bab 2 membahas masalah Penderitaan, Siksaan Hidup, dan Kehilangan yang Dicinta.
            Pada Bab 3 membahas masalah Kesimpulan.


BAB 2

Pembahasan
2.1    Penderitaan
                        Secara umum penderitaan adalah ungkapan perasaan sakit yang dialami oleh seseorang dalam hidupnya. Penderitaan  berasal dari kata derita, yang mana artinya adalah perasaan yang tidak enak, tidak menyenangkan, atau pun perasaan sakit. Jadi dapat disimpulkan bahwa penderitaan adalah menanggung sebuah perasaan yang tidak mengenakkan hati ataupun dapat dikatakan juga menanggung perasaan yang menyakitkan hati. Penderitaan tidak hanya menderita secara fisik, tetapi juga dapat menderita secara mental. Penderitaan seseorang sulit diukur, karena penderitaan bersifat subjektif, yang artinya penderitaan dapat diukur/dilihat dari akibat yang timbul pada badan atau jiwa penderita.
                        Penderitaan dapat dibagi menjadi dua, yaitu penderitaan fisik dan penderitaan mental.
Penderitaan fisik yaitu penderitaan yang dialami oleh badan/jasmani seseorang. Sebagai contoh dari penderitaan fisik ini adalah penyiksaan badan yang dilakukan oleh orang lain, terkena penyakit menular, korban bencana alam, dan atau juga azab dari Allah SWT.
Adapun arti dari penderitaan mental adalah penderitaan yang dialami oleh jiwa/rohani seseorang, contoh dari penderitaan mental ini misalnya stress berat, mendapat ancaman dari orang lain, perasaan takut yang berlebihan, dan dapat juga karena kehilangan seseorang yang dicinta.
                        Penderitaan fisik dan penderitaan mental saling berhubungan, maksudnya jika seseorang mengalami penderitaan fisik maka mental seseorang tersebut akan menderita, begitu juga jika seseorang mengalami penderitaan mental maka otomatis seseorang tersebut akan mengalami penderitaan fisik. Contohnya Andi terserang penyakit muntaber, penyakit ini menyerang fisik Andi, dan juga penyakit ini dapat membuat Andi kehilangan konsentrasi (daya pikir merosot). Dan contoh lainnya ada seorang pemuda yang baru saja kehilangan seseorang yang dicintainya, maka itu termasuk penderitaan mental, dan dapat berpengaruh ke fisiknya yaitu badannya menjadi kurus.
Oleh karena itu, jika seseorang mengalami penderitaan fisik atau mental harus segera dikurangi pengaruhnya, karena jika tidak dilakukan maka penderitaan itu akan manjadi penderitaan ganda (penderitaan fisik dan penderitaan mental).
                        Penderitaan tidak datang dengan sendirinya, penderitaan pasti mempunyai penyebab, dan penyebab penderitaan itu adalah :
1.      Perbuatan Buruk Manusia
Salah satu penyebab penderitaan manusia adalah manusia itu sendiri. Hal ini timbul karena perbuatan buruk manusia di masa lalu, misalnya perbuatan buruk manusia kepada manusia lainnya atau perbuatan buruk manusia terhadap alam lingkungannya. Penderitaan ini juga disebut “karma” atau “nasib buruk”.
2.      Perkawinan, Perceraian, dan Kematian
Perkawinan dapat dikatakan sebagai penderitaan apabila dilakukan dalam keadaan terpaksa. Hal ini disebabkan karena orang tua memaksa anaknya untuk menikah dengan seseorang yang tidak ia cintai. Kawin paksa tidak pernah dilandasi oleh rasa kasih sayang, sehingga hubungan suami istri tidak harmonis, dan akhirnya perceraian lah yang menjadi jalan keluarnya.
Perceraian tidak hanya berdampak bagi pasangan suami istri yang memutuskan untuk bercerai, tetapi juga menimbulkan penderitaan bagi anak-anaknya.
Dan penyebab penderitaan selanjutnya adalah kematian, kita ketahui bersama bahwa kematian adalah perpisahan yang sangat menyedihkan, karena kita tidak dapat berjumpa lagi dengan seseorang yang sudah meninggal.
3.      Penyakit, Siksaan, dan Azab Tuhan
Penderitaan manusia juga dapat disebabkan oleh penyakit, siksaan, dan azab tuhan. Seseorang yang sejak lahirnya mengalami ketidaksempurnaan fisik tentunya akan mengakibatkan penderitaan bagi anak tersebut, maupun orang tuanya.
Seseorang yang mengalami siksaan pun akan menderita, yang mana penderitaan yang dialami akibat siksaan adalah penderitaan fisik. Siksaan yang dialami oleh manusia pun bisa juga didapat dari tuhan, yang dinamakan azab tuhan. Azab tuhan ini didapatkan manusia karena manusia tersebut angkuh dan sombong.

2.2    Siksaan Kehidupan
Siksaan adalah segala tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dilakukan dengan sengaja oleh individu terhadap individu lainnya, dengan tujuan intimidasi, hukuman, balas dendam, dan lain hal yang bersifat negatif.
Siksaan kehidupan dalam pandangan sebagian besar orang adalah sesuatu yang mengerikan apabila terjadi pada diri kita. Siksaan secara tidak langsung dapat menyebabkan seseorang mengalami trauma akan penyiksaan tersebut. Trauma yang dialami oleh seseorang dapat bersifat sementara ataupun bersifat permanen. Tentunya dalam penyiksaan ini tidak hanya penderitaan fisik yang dirasakan tetapi juga penderitaan mental.
Siksaan dapat terjadi di dunia maupun di alam akhirat. Penderitaan yang terjadi di dunia dapat kita saksikan di dalam kehidupan kita sehari-hari, misalnya majikan yang melakukan tindak kekerasan terhadap pembantunya. Kita juga ketahui bersama bahwa saat ini di Indonesia banyak kasus pelecehan seksual terhadap anak (pedofilia), dan hal itu termasuk salah satu siksaan yang terjadi di dunia.
Adapun penderitaan yang terjadi di alam akhirat contohnya siksa kubur atau siksa api neraka. Siksaan ini disebabkan karena seseorang yang tidak mematuhi perintah Allah SWT. dan mengerjakan larangan-larangannya. Siksaan ini kita dapatkan sesuai dengan tingkah laku buruk kita yang kita lakukan selama di dunia. siksaan ini tidak dapat kita saksikan langsung saat kita masih ada di dunia ini, jadi dengan kata lain siksaan di alam akhirat bersifat ghaib.
Siksaan kehidupan lebih bersifat kepada penderitaan fisik. Hal yang pertama kali dirasakan saat siksaan adalah tubuh atau fisik kita. Itulah kenapa siksaan kehidupan termasuk salah satu penyebab penderitaan fisik. Tetapi seperti dijelaskan diatas, bahwa penderitaan fisik pun dapat menyebabkan penderitaan mental. Cara penyembuhan siksaan ini pun harus dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap penyembuhan secara fisik (dapat dilakukan dengan berobat ke rumah sakit atau dokter) dan juga cara penyembuhan secara mental (dengan datang ke psikiater)
Hal paling fatal yang dapat terjadi apabila mendapatkan siksaan adalah kematian. Seseorang yang mengalami siksaan fisik terus menerus dan tidak diobati dapat meninggal dunia, hal ini dapat terjadi karena bagaimanapun juga luka yang didapat dari siksaan dapat mengalami infeksi dan siksaan pun dapat menyebabkan kerusakan organ-organ dalam. Seseorang yang mengalami siksaan dan berlanjut ke penderitaan mental (trauma) dapat juga akan mengakhiri hidupnya karena tidak tahn dengan tekanan dan ingatan masa lalu yang ada.
2.3    Kehilangan yang Dicinta
Kehilangan sesuatu yang dicinta pasti pernah dirasakan oleh semua manusia yanga ada di dunia ini. Kehilangan dapat berupa kehilangan benda kesayangan, hewan kesayangan, ataupun seseorang yang kita cintai.
Kehilangan seseorang yang kita cintai merupakan rasa kehilangan yang paling menyakitkan. Kehilangan seseorang yang kita cintai merupakan penderitaan mental, karena yang langsung merasakan adalah hati kita sendiri. Kehilangan yang dicinta pun juga dapat mengalami penderitaan fisik, tetapi penderitaannya tidak sebesar siksaan yang sudah kita bahas di atas. Penderitaan fisik yang didapat karena kita kehilangan yang dicinta seputar tidak mau makan karena bagaiamnapun juga penderitaan menal menyebabkan selera makan seseorang hilang.
Rasa mencintai dan kehilangan adalah dua perasaan emosi yang serupa yang dialami oleh seseorang. Maksudnya adalah jika seseorang berani memiliki rasa cinta maka seseorang tersebut pasti harus sanggup merasakan duka saat kehilangan. Itulah kenapa kita tidak boleh mendamba atau mencintai sesuatu dengan berlebihan, karena jika kita kehilangannya maka kita akan merasa sangat sakit.
Individu berbeda-beda dalam menghadapi rasa kehilangan, ada yang bersikap sabar dan menerima semuanya, ada pula yang bersikap tidak menerimanya dan bahkan sampai menyiksa diri. Hal lain yang mempengaruhinya adalah kedekatan seseorang dengan sesuatu yang hilang tersebut. Apabila kita kurang dekat dengan sesuatu tersebut maka kita hanya akan berduka sementara waktu, tetapi jika kita mempunyai hubungan yang dekat dengan sesuatu itu maka kita pasti akan merasakan duka yang lama dan kesedihan yang berkepanjangan.
Di kalangan remaja saat ini kata “galau” menjadi trend bagi seorang remaja yang kehilangan kekasihnya. Bagi sebagian besar remaja, kehilangan kekasih merupakan hal yang sangat ditakuti. Banyak remaja beranggapan bahwa kehilangan kekasih adalah kehilangan segalanya. Apakah kita tidak pernah sadar, bahwa kehilangan kekasih bukanlah akhir dari segalanya, kita masih punya orang tua dan sahabat yang tentunya akan selalu mendukung kita. Jangan pernah bersedih saat pacar kita meninggalkan kita, karena akan ada hal yang indah yang menggantikannya. 
Setiap orang pasti tidak menginginkan kehilangan sesuatu yang ia cintai, tapi mau bagaimanapun juga, semua itu sudah ditentukan oleh Allah SWT. kita sebagai manusia biasa hanya bisa berpasrah dan berserah diri kepada Allah SWT., dan berpikiran positif bahwa di setiap kehilangan akan ada sesuatu keindahan yang datang. Jangan terpuruk ketika kau kehilangan seseorang yang engkau cintai, karena ada banyak orang yang mendukungmu dan selalu ada di sampingmu.
 


BAB 3

Penutup
3.1    Kesimpulan
Penderitaan adalah ungkapan perasaan sakit yang dialami oleh seseorang dalam hidupnya. Penderitaan  berasal dari kata derita, yang mana artinya adalah perasaan yang tidak enak, tidak menyenangkan, atau pun perasaan sakit. Penderitaan dapat dibagi menjadi dua, yaitu penderitaan fisik dan penderitaan mental. Penderitaan fisik dan penderitaan mental saling berhubungan, maksudnya jika seseorang mengalami penderitaan fisik maka mental seseorang tersebut akan menderita, begitu juga jika seseorang mengalami penderitaan mental maka otomatis seseorang tersebut akan mengalami penderitaan fisik
Siksaan adalah segala tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dilakukan dengan sengaja oleh individu terhadap individu lainnya, dengan tujuan intimidasi, hukuman, balas dendam, dan lain hal yang bersifat negatif. Siksaan dapat terjadi di dunia maupun di alam akhirat.
Kehilangan sesuatu yang dicinta pasti pernah dirasakan oleh semua manusia yanga ada di dunia ini. Kehilangan dapat berupa kehilangan benda kesayangan, hewan kesayangan, ataupun seseorang yang kita cintai. Kehilangan seseorang yang kita cintai merupakan rasa kehilangan yang paling menyakitkan. Setiap orang pasti tidak menginginkan kehilangan sesuatu yang ia cintai, tapi mau bagaimanapun juga, semua itu sudah ditentukan oleh Allah swt. kita sebagai manusia biasa hanya bisa berpasrah dan berserah diri kepada Allah SWT. Jangan terpuruk ketika kau kehilangan seseorang yang engkau cintai, karena ada banyak orang yang mendukungmu dan selalu ada di sampingmu.
 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar