Selasa, 31 Mei 2016

Kurikulum dan Pembelajaran "Komponen-Komponen Kurikulum



BAB 1
PENDAHULUAN

A.              Latar Belakang
Kurikulum secara etimologis (asal kata) berasal dari istilah bahasa Yunani, yaitu “curir” yang artinya pelari, dan “curere” yang artinya jarak yang ditempuh. Jadi secara etimologis kurikulum berarti jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Atau secara garis besar, kurikulum dapat diartikan sebagai rencana pembelajaran.
Kurikulum mempunyai kedudukan pusat dalam seluruh proses pendidikan. Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Kurikulum juga merupakan suatu rencana pendidikan, memberikan pedoman dan pegangan tentang jenis, lingkup, dan urutan isi, serta proses pendidikan. Di samping kedua fungsi itu, kurikulum juga merupakan suatu bidang studi, yang ditekuni oleh para ahli atau spesialis kurikulum, yang menjadi sumber konsep-konsep atau memberikan landasan-landasan teoretis bagi pengembangan kurikulum berbagai institusi pendidikan
Kurikulum selain sebagai bidang studi juga sebagai suatu sistem. Mengapa kurikulum dikatakan sebagai suatu sistem? Hal tersebut akan dibahas lebih jelasnya pada makalah ini.

B.               Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka hal yang menjadi rumusan masalah adalah :
1.             Apa yang dimaksud dengan kurikulum sebagai suatu sistem?
2.             Apa saja komponen-komponen yang termasuk di dalam kurikulum?


C.              Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1.             Mengetahui maksud dari pernyataan “kurikulum sebagai suatu sistem”
2.             Mengetahui apa saja komponen yang ada di dalam kurikulum.

BAB 2
PEMBAHASAN

A.    Kurikulum sebagai Suatu Sistem
                        Sistem berasal dari bahasa Latin (systêma) dan bahasa Yunani (sustêma), yang mempunyai arti “suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan penyampaian informasi atau materi untuk mencapai tujuan tertentu.[1]
                        Menurut Ludwig Von Bartalanfy, “sistem merupakan seperangkat unsur yang saling terikat dalam suatu antar relasi diantara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan.”[2]
Menurut Anatol Raporot, “sistem adalah suatu kumpulan kesatuan dan perangkat hubungan satu sama lain.”
Menurut L. Ackof, “sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atau fisik yang terdiri dari bagian-bagian dalam keadaan saling tergantung satu sama lainnya.”
Mengutip dari empat pernyataan diatas mengenai arti dari sistem, dapat kita garis bawahi bahwa suatu sistem terdiri dari beberapa komponen yang berbeda, yang mana komponen-komponen itu terkait antara satu dengan yang lainnya.
Kurikulum dapat diumpamakan sebagai suatu organisme manusia ataupun binatang, yang memiliki susunan anatomi tertentu. Unsur atau komponen-komponen dari anatomi tubuh kurikulum yang utama adalah: tujuan, isi atau materi, strategi atau metode, serta evaluasi. Kurikulum memiliki tujuan yang satu, dan komponen-komponen di dalamnya saling berkaitan satu dengan yang lainnya, sama halnya seperti sistem. Oleh karena itu lah, kurikulum dapat dikatakan sebagai suatu sistem, khususnya kurikulum sebagai suatu sistem pendidikan.
Suatu kurikulum harus memiliki kesesuaian atau relevansi. Kesesuaian ini meliputi dua hal. Pertama, kesesuaian antara kurikulum dengan tuntutan, kebutuhan, kondisi, dan perkembangan masyarakat.
Kedua, kesesuaian antarkomponen-komponen kurikulum, yaitu isi sesuai dengan tujuan, proses sesuai dengan isi dan tujuan, demikian juga evaluasi sesuai dengan proses, isi dan tujuan kurikulum.[3]
Ciri-ciri sistem menurut M. Awad adalah sebagai berikut :[4]
1.             Sistem itu bersifat terbuka, atau pada umumnya bersifat terbuka. Suatu sistem dapat dikatakan terbuka jika berinteraksi dengan lingkungannya. Sebaliknya, dikatakan tertutup jika mengisolasikan diri dari pengaruh apapun
2.             Sistem terdiri dari dua atau lebih sub sistem dan setiap sub sistem terdiri lagi dari subsistem lebih kecil dan begitu seterusnya.
3.             Sub sistem itu saling bergantung satu sama lain dan saling memerlukan.
4.             Sistem mempunyai kemampuan untuk mengatur diri sendiri (self regulation)
5.             Sistem memiliki tujuan dan saran

Menurut William A. Shrode serta Dan Voich, menjelaskan tentang pokok dari ciri-ciri sistem adalah sebagai berikut :
1.             Sistem mempunyai tujuan sehingga perilaku kegiatannya mengarah pada tujuan tersebut (purposive behavoiur);
2.             Sistem merupakan suatu keseluruhan yang bulat dan utuh (Wholisme);
3.             Sistem memiliki sifat terbuka;
4.             Sistem melakukan kegiatan transformasi;
5.             Sistem saling berkaitan;
6.             Dalam sistem ada semacam (mempunyai) mekanisme kontrol.

Ciri-ciri Sistem menurut Tatang M Amirin adalah sebagai berikut :
1.             Setiap sistem mempunyai tujuan;
2.             Setiap sistem mempunyai batas yang memisahkannya dari lingkungannya; walau sistem mempunyai batas tetapi bersifat terbuka;
3.             Sistem terdiri dari beberapa sub sistem atau unsur;
4.             Sistem mempunyai sifat holistik (utuh menyeluruh);
5.             Saling berhubungan dan saling bergantung baik intern atau ekstern;
6.             Sistem melakukan proses transformasi;
7.             Sistem memiliki mekanisme kontrol dengan pemanfaatan umpan balik;
8.             Memiliki kemampuan untuk mengatur diri sendiri dan menyesuaikan diri.

B.    Komponen Kurikulum
                   Sebelum melaksanakan kegiatan pengembangan kurikulum, seorang pengembang terlebih dahulu mengenal komponen atau elemen atau unsur kurikulum. Seperti yang dikemukakan Tyler (2009 dalam Belajar dan Pembelajaran : 273) bahwa “It is important as a part of a comprehensive theory or organization to indicate just what kinds of elements will serve statisfactorily as organizing elements. And in a given curriculum it is important to identify the particular element that shall be used”. Dari pernyataan Tyler tersebut, tampak pentingnya mengenal komponen atau elemen atau unsur kurikulum.[5]
                        Herrick (2009 dalam Belajar dan Pembelajaran : 273) mengemukakan 4 elemen yakni : tujuan, mata pelajaran, metode dan organisasi, dan evaluasi.
                        Sedangkan ahli yang lain mengemukakan bahwa kurikulum terdiri dari 4 komponen dasar : (1) aims, goals and objective, (2) contents, (3) learning activities, (4) evaluation (Zais, 2009 : 273).
                        Nana Sy. Sukmadinata (2009 : 273) mengemukakan 4 komponen dari anatomi tubuh kurikulum yang utama adalah : tujuan, isi/materi, proses/sistem penyampaian, serta evaluasi.
Berdasarkan uraian tentang komponen-komponen kurikulum sebelumnya, dalam uraian berikut ini akan dibahas mengenai komponen-komponen kurikulum sebelumnya, yakni komponen kurikulum yang terdiri dari : tujuan, isi/materi, strategi/metode, evaluasi.[6]

1.    Komponen tujuan.
Tujuan sebagai sebuah komponen kurikulum merupakan kekuatan-kekuatan fundamental yang peka sekali, karena hasil kurikuler yang diinginkan tidak hanya sangat mempengaruhi bentuk kurikulum, tetapi memberikan arah dan fokus untuk seluruh program pendidikan (Zais, 2009 : 274). Apa yang diutarakan oleh Zais mengenai pentingnya tujuan adalah benar adanya, karena tidak ada satu pun aspek-aspek pendidikan yang lain bertentangan dengan tujuan, dalam kenyataannya aspek-aspek pendidikan selalu mempertanyakan tentang tujuan. Hierarki vertikal tujuan kurikulum di Indonesia, paling tinggi adalah tujuan pendidikan nasional, kemudian tujuan kelembagaan, diikuti tujuan kurikuler, dan tujuan pengajaran. Tujuan pendidikan nasional merupakan tujuan kurikulum tertinggi yang bersumber pada falsafah bangsa (Pancasila) dan kebutuhan masyarakat tertuang dalam GBHN dan UU-SPN. Tujuan kelembagaan merupakan tujuan yang menjabarkan tujuan pendidikan nasional bersumber pada tujuan tiap jenjang pendidikan dalam UU-SPN, karakteristik lembaga, dan kebutuhan masyarakat. Tujuan kurikuler atau tujuan mata pelajaran/bidang studi dijabarkan dari tujuan kelembagaan, bersumber pada karakteristik mata pelajaran/bidang studi, karakteristik lembaga, dan kebutuhan masyarakat. Tujuan yang terbawah dari hierarki tujuan kurikulum di Indonesia adalah tujuan pengajaran, yakni suatu tujuan yang menjabarkan tujuan kurikuler dan bersumber pada karakteristik mata pelajaran/bidang studi dan karakteristik siswa.

2.    Komponen isi/materi.
Hal yang merupakan fungsi khusus dari kurikulum pendidikan formal adalah memilih dan menyusun isi (komponen kedua dari kurikulum) supaya keinginan tujuan kurikulum dapat dicapai dengan cara paling efektif dan supaya pengetahuan paling penting yang diinginkan pada jalurnya dapat disajikan secara efektif (Zais, 2009 : 276). Selain itu, untuk mencapau tiap tujuan mengajar yang telah ditentukan diperlukan bahan ajaran (Nana Sy. Sukmadinata, 2009 : 276). Isi atau materi kurikulum adalah semua pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai, dan sikap yang terorganisasi dalam mata pelajaran/bidang studi. Namun, sebenarnya tidak cukup hanya isi/bahan ajaran saja yang dipikirkan dalam kegiatan pengembangan kurikulum, lebih dari itu pengalaman belajar yang mampu mendukung pencapaian tujuan secara lebih efektif.

3.    Komponen metode/strategi.
Komponen ini merupakan komponen yang memiliki peran yang sangat penting, sebab berhubungan dengan implementasi kurikulum. Bagus dan idealnya suatu tujuan yang ingin dicapai, hendaknya memerlukan strategi dan metode yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut. Strategi meliputi rencana, metode, dan perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal, dinamakan metode. Ini berarti metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, strategi berbeda dengan metode. Strategi menunjuk pada a plan of operation achieving something,sedangkan metode adalah a way in achieving something.

4.    Komponen Evaluasi.
Evaluasi ditujukan untuk melakukan evaluasi terhadap belajar siswa (hasil dan proses) maupun kefektifan kurikulum dan pembalajaran. Evaluasi kurikulum secara luas tidak hanya menilai dokumen tertulis, tetapi yang lebih penting adalah kurikulum yang diterapkan sebagai bahan-bahan fungsional dari kejadian-kejadian yang meliputi interaksi siswa, guru, materiil, lingkungan. Adapun peran evaluasi dalam kurikulum secara keseluruhan, baik evaluasi belajar siswa maupun keefektifan kurikulum dan pembelajaran, dapat digunakan sebagai landasan pengembangan kurikulum. Kegiatan evaluasi akan memberikan informasi dan data tentang perkembangan belajar siswa maupun keefektifan kurikulum dan pembelajaran, sehingga dapat dibuat keputusan-keputusan pembelajaran dan pendidikan secara tepat.

BAB 3
KESIMPULAN
Sistem berasal dari bahasa Latin (systêma) dan bahasa Yunani (sustêma), yang mempunyai arti “suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan penyampaian informasi atau materi untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut William A. Shrode serta Dan Voich, menjelaskan tentang pokok dari ciri-ciri sistem adalah sebagai berikut :
7.             Sistem mempunyai tujuan sehingga perilaku kegiatannya mengarah pada tujuan tersebut (purposive behavoiur);
8.             Sistem merupakan suatu keseluruhan yang bulat dan utuh (Wholisme);
9.             Sistem memiliki sifat terbuka;
10.         Sistem melakukan kegiatan transformasi;
11.         Sistem saling berkaitan;
12.         Dalam sistem ada semacam (mempunyai) mekanisme kontrol.
Suatu kurikulum harus memiliki kesesuaian atau relevansi. Kesesuaian ini meliputi dua hal. Pertama, kesesuaian antara kurikulum dengan tuntutan, kebutuhan, kondisi, dan perkembangan masyarakat.
Kedua, kesesuaian antarkomponen-komponen kurikulum, yaitu isi sesuai dengan tujuan, proses sesuai dengan isi dan tujuan, demikian juga evaluasi sesuai dengan proses, isi dan tujuan kurikulum
Kurikulum sebagai suatu sistem tentunya memiliki beberapa komponen yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya dalam mencapai tujuan tertentu. Secara garis besar, kurikulum terdiri dari empat komponen, yaitu :
1.                       Komponen tujuan.
2.                       Komponen isi/materi.
3.                       Komponen metode/strategi.
4.                       Komponen Evaluasi.



[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem diakses pada tanggal 4 Maret 2016
[2] http://www.pengertianpakar.com diakses pada tanggal 4 Maret 2016
[3] Nana Sy. Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1997) hlm. 124
[4] http://artikelwidajayamudita.wordpress.com diakses pada tanggal 4 Maret 2016
[5] Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2009), hlm. 273-277
[6] Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2009), hlm. 273-277

Tidak ada komentar:

Posting Komentar